Konsep Ilmu Dalam Islam - My Blog

Breaking

BANNER 728X90
Persiapkan hari ini untuk keinginan hari esok.

Minggu, 24 Maret 2019

Konsep Ilmu Dalam Islam



Hai,kali ini saya akan membagikan sebuah artikel tentang Konsep Ilmu Dalam Islam,yuk langsung aja kita lihat.




“Carilah ilmu hingga negeri Cina”. Demikianlah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang pentingnya mencari ilmu kepada para shahabat umumnya kaum muslimin. Beliau selalu menekankan umatnya untuk selalu belajar dan menuntut ilmu. Hal ini karena beliau tahu bahwa tradisi ilmu akan membawa kejayaan umat baik di dunia maupun akhirat.

Peradaban-peradaban selain Islam juga sangat menekankan aspek ilmu sebagai asas kebangkitan dan kejayaan peradaban mereka. Pada abad ke 19, masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat ‘haus ilmu’. Budaya itu telah membangkitkan Jepang menjadi kekuatan dunia dalam bidang sains, teknologi, dan ekonomi yang disegani. Pada akhir 1888, dikatakan bahwa terdapat sekitar 30.000 pelajar yang belajar di 90 buah sekolah swasta di Tokyo. 80 persen berasal dari luar kota. Pelajar miskin diberi beasiswa. Dalam tradisi Yunani Kuno, bahwa di Athena pendidikan merupakan tujuan utama masyarakat sehingga meski  tidak memiliki tentara yang kuat, peradaban Yunani berpengaruh besar terhadap masyarakat Romawi dan kemudian Barat dan Kristen. Bangsa Yahudi dikenal luas menghargai budaya ilmu. Ilmuwan Yahudi seperti Einstein, Baruch Spinoza, Sigmund Freud, Nietchze, Karl Marx, memiliki pengaruh besar dalam ilmu pengetahuan dan peradaban manusia. Untuk memahami dunia Timur (Asia-Afrika) mereka membangun pusat-pusat kajian ketimuran yang dikenal dengan Orientalisme. Pengkajian terhadap karya-karya ilmuwan Islam dan penguasaan bahasa digalakkan.

Islam sangat menghargai ilmu. Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. (QS. Al-Mujadalah: 11). Tidaklah sama antara orang-orang yang berilmu dan yang tidak berilmu, dan hanya orang-orang berakal yang bisa mengambil pelajaran. (QS. Az-Zumar: 9). Banyak pula hadits-hadits Nabi yang mendorong muslim untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu sama dengan meretas jalan menuju surga. (Ibn Abi Jamrah, Mukhtashar, hadits no. 9). Keutamaan  seorang alim dari seorang ahli ibadah adalah laksana keutamaan bulan di malam Lailatul Qadr dengan bintang-bintang lain. (Ibn Qayyim al-Jawzi,‘Awn al Ma‘bud, jil. 6 hall. 463) Sahabat Ali ra. berkata bahwa ilmu lebih baik dari harta karena ilmu adalah penjaga sedangkan harta itu dijaga. Ilmu adalah penguasa sedangkan harta adalah yang dikuasai. Ilmu akan selalu hidup sepanjang masa meski pemiliknya telah mati. (Syaikh Muhammad bin Abu Bakr, al Mawa’izh al ‘Ushfuriyyah, hal. 4)

Bagaimanapun, peradaban ilmu akan selalu eksis sepanjang masa. Kedudukannya menjadi lebih tinggi dan lebih penting daripada peradaban yang diukur secara fisik semata seperti pemikiran kaum modernis sekarang. Hal ini karena peradaban fisik yang mencakup penemuan-penemuan teknologi akan selalu terbarukan, dan yang lama akan dianggap ketinggalan zaman dan akhirnya ditinggalkan. Pada zaman dulu dimana Thomas Alfa Edison menemukan bola lampu, Bright bersaudara menemukan model rangka pesawat terbang, Sony Corporation menemukan Cassette Disk (CD), hasil karya tersebut adalah yang paling canggih di zamannya. Namun, sekarang karya-karya tersebut telah kalah dari penemuan mutakhir abad 21 seperti laptop, tablet PC, hand phone, dan sebagainya. Yang dulu dianggap kuno dan usang. Hal ini berbeda dengan peradaban ilmu yang bersifat stabil namun tetap dinamis. Antik namun tetap ngetrend.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua aamiiiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar