Hai,kali ini saya akan membagikan
sebuah artikel tentang Konsep Ilmu Dalam Islam,yuk langsung aja kita lihat.
“Carilah
ilmu hingga negeri Cina”. Demikianlah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam tentang pentingnya mencari ilmu kepada para shahabat umumnya kaum
muslimin. Beliau selalu menekankan umatnya untuk selalu belajar dan menuntut
ilmu. Hal ini karena beliau tahu bahwa tradisi ilmu akan membawa kejayaan umat
baik di dunia maupun akhirat.
Peradaban-peradaban
selain Islam juga sangat menekankan aspek ilmu sebagai asas kebangkitan dan
kejayaan peradaban mereka. Pada abad ke 19, masyarakat Jepang dikenal sebagai
masyarakat ‘haus ilmu’. Budaya itu telah membangkitkan Jepang menjadi kekuatan
dunia dalam bidang sains, teknologi, dan ekonomi yang disegani. Pada akhir
1888, dikatakan bahwa terdapat sekitar 30.000 pelajar yang belajar di 90 buah
sekolah swasta di Tokyo. 80 persen berasal dari luar kota. Pelajar miskin
diberi beasiswa. Dalam tradisi Yunani Kuno, bahwa di Athena pendidikan
merupakan tujuan utama masyarakat sehingga meski tidak memiliki tentara
yang kuat, peradaban Yunani berpengaruh besar terhadap masyarakat Romawi dan
kemudian Barat dan Kristen. Bangsa Yahudi dikenal luas menghargai budaya ilmu.
Ilmuwan Yahudi seperti Einstein, Baruch Spinoza, Sigmund Freud, Nietchze, Karl
Marx, memiliki pengaruh besar dalam ilmu pengetahuan dan peradaban manusia.
Untuk memahami dunia Timur (Asia-Afrika) mereka membangun pusat-pusat kajian
ketimuran yang dikenal dengan Orientalisme. Pengkajian terhadap karya-karya
ilmuwan Islam dan penguasaan bahasa digalakkan.
Islam
sangat menghargai ilmu. Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa Allah meninggikan
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. (QS. Al-Mujadalah: 11). Tidaklah
sama antara orang-orang yang berilmu dan yang tidak berilmu, dan hanya
orang-orang berakal yang bisa mengambil pelajaran. (QS. Az-Zumar: 9). Banyak
pula hadits-hadits Nabi yang mendorong muslim untuk menuntut ilmu. Menuntut
ilmu sama dengan meretas jalan menuju surga. (Ibn Abi Jamrah, Mukhtashar, hadits
no. 9). Keutamaan seorang alim dari seorang ahli ibadah adalah laksana
keutamaan bulan di malam Lailatul Qadr dengan bintang-bintang lain. (Ibn
Qayyim al-Jawzi,‘Awn
al Ma‘bud, jil. 6 hall. 463) Sahabat Ali ra. berkata bahwa ilmu
lebih baik dari harta karena ilmu adalah penjaga sedangkan harta itu dijaga.
Ilmu adalah penguasa sedangkan harta adalah yang dikuasai. Ilmu akan selalu
hidup sepanjang masa meski pemiliknya telah mati. (Syaikh Muhammad bin Abu
Bakr, al Mawa’izh
al ‘Ushfuriyyah, hal. 4)
Bagaimanapun,
peradaban ilmu akan selalu eksis sepanjang masa. Kedudukannya menjadi lebih
tinggi dan lebih penting daripada peradaban yang diukur secara fisik semata
seperti pemikiran kaum modernis sekarang. Hal ini karena peradaban fisik yang
mencakup penemuan-penemuan teknologi akan selalu terbarukan, dan yang lama akan
dianggap ketinggalan zaman dan akhirnya ditinggalkan. Pada zaman dulu dimana
Thomas Alfa Edison menemukan bola lampu, Bright bersaudara menemukan model
rangka pesawat terbang, Sony Corporation menemukan Cassette Disk (CD),
hasil karya tersebut adalah yang paling canggih di zamannya. Namun, sekarang
karya-karya tersebut telah kalah dari penemuan mutakhir abad 21 seperti
laptop, tablet
PC, hand phone, dan sebagainya. Yang dulu dianggap kuno
dan usang. Hal ini berbeda dengan peradaban ilmu yang bersifat stabil namun
tetap dinamis. Antik namun tetap ngetrend.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua aamiiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar